Polusi Udara dan Perubahan Iklim: Ancaman Serius bagi Kesehatan Global

Polusi Udara dan Perubahan Iklim Ancaman Serius bagi Kesehatan Global

CERMAT KITA – Polusi udara tetap menjadi salah satu ancaman lingkungan terbesar bagi kesehatan global. Menurut World Health Organization (WHO), polusi udara baik dari luar ruangan (outdoor) maupun dari dalam rumah (indoor) menyebabkan sekitar 7 juta kematian dini setiap tahun di seluruh dunia.

Zat pencemar seperti partikel halus (terutama PM2.5), ozon permukaan, serta gas-gas beracun lain, bisa menembus paru-paru dan aliran darah memicu berbagai penyakit serius seperti penyakit paru kronis, asma, kanker paru, penyakit jantung, stroke, bahkan komplikasi kehamilan.

Selain itu, polusi udara juga memperburuk beban kesehatan bagi anak-anak, wanita hamil, orang tua, dan masyarakat di negara-negara berpenghasilan rendah atau menengah di mana paparan terhadap bahan bakar padat (kayu, arang, limbah biomassa) untuk memasak dan memanaskan rumah sering terjadi.

Perubahan Iklim Memperparah Polusi dan Risiko Kesehatan

Polusi udara dan perubahan iklim saling terkait erat: banyak sumber utama polusi seperti bahan bakar fosil, pembakaran biomassa, industri, kendaraan juga merupakan penyumbang utama emisi gas rumah kaca. Dengan demikian, tantangan iklim dan kualitas udara tak bisa dipisahkan.

Perubahan iklim memperburuk kualitas udara dalam beberapa cara: misalnya dengan meningkatkan frekuensi kejadian cuaca ekstrem, kekeringan, dan kebakaran hutan yang menghasilkan asap tebal dan konsentrasi PM2.5 tinggi.

Penelitian terbaru memperkirakan bahwa selama 15 tahun hingga 2020, perubahan iklim menyebabkan ribuan kematian tambahan akibat polusi udara dari kebakaran hutan menunjukkan bahwa dampak kesehatan dari krisis iklim sudah nyata dan meningkat.

Dengan suhu dan kelembapan yang berubah, polusi udara pun bisa bertahan lebih lama di atmosfer sehingga durasi paparan menjadi lebih panjang dan risiko kesehatan meningkat. Ditambah dengan tren urbanisasi dan ketergantungan pada energi fosil, situasi jadi semakin kompleks.

Bukti Terbaru Skala Global dan Ancaman Nyata

  • Laporan terbaru dari European Environment Agency (EEA) menunjukkan bahwa meskipun kualitas udara di Eropa secara umum membaik, masih ada lebih dari 180.000 kematian per tahun di kawasan Uni Eropa yang dapat dikaitkan dengan paparan polusi udara (terutama PM2.5) melebihi batas aman.
  • Di sisi lain global, sebuah analisis besar yang dirilis pada 2025 oleh The Lancet Countdown menegaskan bahwa perubahan iklim akibat emisi gas rumah kaca oleh manusia semakin banyak mengurangi harapan hidup dan memperburuk beban penyakit di seluruh dunia.
  • Kelompok rentan seperti anak-anak juga mendapatkan sorotan khusus. Laman resmi United States Environmental Protection Agency (EPA) menyebut bahwa perubahan iklim, lewat panas ekstrem, polusi udara, kualitas air, dan kondisi lingkungan berubah, dapat berdampak berat pada kesehatan serta perkembangan anak-anak.

Fenomena itu dirasakan nyata: misalnya pada pertemuan organisasi kesehatan & imunologi APAAACI (Asosiasi Alergi, Asma, dan Imunologi Asia Pasifik) memperingatkan bahwa beban penyakit seperti asma dan alergi meningkat akibat perubahan iklim dan polusi udara.

Upaya Global dan Desakan untuk Tindakan

Menanggapi krisis ini, komunitas kesehatan global mengambil langkah bersama. Misalnya, pada 2025 lebih dari 47 juta orang termasuk profesional kesehatan, advokat, dan warga masyarakat menandatangani seruan global untuk “udara bersih” dan meminta komitmen nyata dari negara-negara untuk menurunkan polusi udara, beralih ke energi bersih, serta memperkuat regulasi kualitas udara.

Menurut WHO, aksi untuk mengurangi polusi udara seperti transisi dari bahan bakar fosil ke energi terbarukan, penerapan transportasi bersih, zona rendah emisi, penggunaan teknologi bersih dalam industri, serta perbaikan ventilasi rumah bukan hanya menyelamatkan nyawa, tapi juga membantu mitigasi perubahan iklim.

Dengan meningkatnya bukti ilmiah bahwa polusi udara berkontribusi besar terhadap penyakit tidak menular (NCDs) seperti penyakit jantung, stroke, kanker paru, penyakit pernapasan maka investasi dalam kebijakan lingkungan sehat menjadi strategi utama kesehatan publik.

Implikasi bagi Negara Berkembang dan Pentingnya Aksi Lokal

Bagi negara-negara berkembang termasuk di Asia Tenggara atau kawasan seperti Asia Barat, Afrika, dan bagian dari Asia tantangan ini sangat berat. Paparan jangka panjang terhadap udara tercemar, penggunaan bahan bakar padat di rumah tangga, industrialisasi cepat, urbanisasi intensif, dan kurangnya regulasi lingkungan membuat masyarakat semakin rentan.

Itu sebabnya, solusi pun harus melibatkan pendekatan luas: dari kebijakan energi dan transportasi, pembangunan infrastruktur bersih, edukasi publik sampai adaptasi sistem kesehatan agar siap menghadapi kenaikan penyakit akibat polusi dan cuaca ekstrem. Misalnya, memperbaiki sistem pemantauan kualitas udara, memperketat batas emisi, menyediakan opsi energi rumah tangga bersih, serta membangun sistem layanan kesehatan yang siap merespon penyakit akibat polusi dan perubahan iklim.