Kurang Tidur Bisa Pangkas Usia? Fakta atau Mitos

Kurang Tidur Bisa Pangkas Usia Fakta atau Mitos

CERMAT KITA – Sudah sejak lama masyarakat sering mendengar pernyataan seperti ini: “Kalau kurang tidur terus, umur bakal pendek.” Tapi benarkah itu bukan sekadar mitos? Studi terbaru dari dunia kesehatan justru menempatkan hubungan antara durasi tidur dan harapan hidup sebagai isu serius bukan sekadar rumor belaka.

Baru-baru ini, sebuah penelitian besar yang dipimpin oleh peneliti dari Oregon Health & Science University (OHSU) menyimpulkan bahwa tidur yang tidak cukup (kurang dari 7 jam per malam) merupakan salah satu prediktor kuat terhadap harapan hidup yang lebih pendek. Temuan ini bahkan menunjukkan hubungan yang lebih kuat dibandingkan faktor gaya hidup lain seperti diet, kurang olahraga, dan kesepian hanya merokok yang lebih kuat lagi memengaruhi usia hidup.

Penelitian ini menganalisis data puluhan ribu responden selama bertahun-tahun, dan hasilnya cukup konsisten: daerah dengan tingkat tidur kurang yang lebih tinggi cenderung memiliki harapan hidup lebih rendah.

Tidur Pendek Berkaitan dengan Risiko Kematian yang Lebih Tinggi

Menurut meta-analisis besar yang melibatkan puluhan studi dan jutaan orang dewasa, tidur kurang dari 7 jam setiap malam dikaitkan dengan peningkatan risiko kematian sekitar 14% dibanding yang tidur 7–8 jam, sementara tidur terlalu lama (9 jam atau lebih) juga bisa menaikkan risiko hingga sekitar 34%.

Penelitian lain menyatakan bahwa pola tidur yang tidak konsisten (tidak teratur setiap harinya) juga meningkatkan kemungkinan risiko kematian bahkan terkadang lebih berpengaruh daripada durasi tidur saja meskipun tidur secara “cukup lama”.

Apa yang Terjadi di Dalam Tubuh Saat Kita Kurang Tidur?

Kurang tidur bukan hanya membuat kita merasa ngantuk atau kurang fokus keesokan harinya. Penelitian menunjukkan bahwa sistem biologis tubuh sangat membutuhkan tidur sebagai waktu pemulihan.

Ketika tidur terganggu, berbagai fungsi tubuh mulai bekerja tidak optimal:

  • Sistem kardiovaskular menjadi kurang efisien, meningkatkan risiko penyakit jantung dan hipertensi.
  • Metabolisme tubuh terganggu, berkontribusi pada obesitas, diabetes, dan sindrom metabolik.
  • Sistem kekebalan tubuh melemah, sehingga tubuh lebih rentan terhadap infeksi dan penyakit kronis.
  • Gangguan tidur jangka panjang dikaitkan dengan peningkatan proses penuaan biologis.

Meski sangat jarang seseorang meninggal secara langsung karena tidak tidur, efek kumulatif dari kekurangan tidur yang terus-menerus dapat mempercepat proses penuaan, memperburuk penyakit kronis, dan pada akhirnya berdampak pada harapan hidup secara keseluruhan.

Tidur Ideal: Berapa Jam yang Disarankan?

Ahli kesehatan umumnya merekomendasikan 7–9 jam tidur per malam bagi orang dewasa yang sehat. Tidur dalam rentang ini memberi waktu bagi tubuh untuk melakukan sejumlah proses biologis penting seperti:

  • Pemulihan jaringan dan sel
  • Regulasi hormon
  • Keseimbangan sistem saraf
  • Peningkatan kekebalan tubuh

Tidur terlalu singkat (<7 jam) atau terlalu panjang (>9 jam) keduanya berasosiasi dengan peningkatan risiko kesehatan jangka panjang, termasuk kematian dini.

Apakah Ini Berarti Tidur Menentukan Umur Kita?

Pernyataan bahwa “kurang tidur membuat umur pendek” tidak sepenuhnya salah namun perlu pemahaman yang tepat:

  1. Tidak ada bukti bahwa seseorang langsung meninggal hanya karena kurang tidur satu atau dua malam. Kondisi ekstrem seperti tidak tidur sama sekali selama beberapa hari memang bisa menyebabkan tubuh tidak bekerja normal, tetapi kasus ini sangat jarang.
  2. Risiko kesehatan yang berkaitan dengan kurang tidur adalah kumulatif, artinya meningkat seiring waktu jika pola tidur buruk dipertahankan terus-menerus.
  3. Tidur bukan satu-satunya faktor penentu umur, tapi jelas menjadi salah satu faktor penting bersama pola makan, aktivitas fisik, genetik, dan faktor lingkungan.

Pakar Kesehatan dan Pesan Utama

Menurut para ahli, tidur bukan sekadar istirahat pasif, melainkan kebutuhan biologis utama yang memengaruhi hampir semua sistem tubuh. Oleh karena itu, tidur yang cukup harus dipandang sebagai bagian dari gaya hidup sehat sama pentingnya dengan makan bergizi dan berolahraga.