CERMAT KITA – Fenomena anak tantrum atau meledak emosi ketika gadget mereka dibatasi menjadi semakin umum terjadi di kalangan orang tua modern. Saat diminta berhenti bermain ponsel atau tablet, banyak anak tiba-tiba menangis, marah, atau bahkan membanting barang. Menurut psikolog, perilaku ini bukan sekadar “rebellion” biasa, tetapi bisa menjadi tanda kecanduan gadget yang memengaruhi emosi dan perkembangan anak.
Psikolog anak menilai tantrum yang muncul saat gadget dibatasi merupakan reaksi emosional akibat keterikatan berlebihan dengan perangkat itu. Situasi ini mirip dengan gejala kecanduan lain: anak merasa cemas atau marah ketika tidak mendapatkan apa yang ia inginkan, dalam hal ini konten digital yang terus-menerus memberinya stimulasi dopamin.
Mengapa Anak Tantrum Ketika Gadget Dibatasi?
Psikolog Luh Surini Yulia Savitri menjelaskan bahwa respons terbaik orang tua bukanlah langsung mengambil gadget atau memarahi anak. Sebaliknya, penting untuk memahami sebab di balik tantrum itu. Anak tantrum biasanya bukan hanya karena ingin gadget, tetapi juga karena belum mampu mengelola emosi ketika keinginannya tidak terpenuhi.
Penelitian menunjukkan bahwa paparan gadget yang berlebihan dapat memicu gangguan perkembangan emosi dan kemampuan regulasi diri pada anak usia dini. Anak yang terbiasa mendapatkan stimulasi instan lewat layar, ketika dibatasi, sering kali merasa frustrasi dan tidak tahu bagaimana mengekspresikan emosinya dengan cara sehat.
Tips Psikolog untuk Mengatasi Tantrum karena Gadget
1. Terapkan Batasan Waktu yang Konsisten
Salah satu langkah awal yang disarankan psikolog adalah menerapkan batasan waktu penggunaan gadget setiap hari secara konsisten. Libatkan anak dalam membuat aturan ini sehingga ia merasa dihargai dan punya tanggung jawab, bukan sekadar dipaksa. Misalnya, batasi gadget hanya 30–60 menit setelah menyelesaikan tugas sekolah atau pekerjaan rumah.
Konsistensi sangat penting aturan yang berubah-ubah hanya akan memperburuk perilaku tantrum karena anak tidak memahami batasan dengan jelas.
2. Jangan Langsung Mengambil Gadget Secara Paksa
Respons emosional seperti memarahi atau langsung merebut gadget justru bisa memperparah tantrum. Psikolog menekankan bahwa orang tua perlu merespons emosi anak dengan empati, bukan lawan emosi dengan emosi. Cobalah mengatakan, “Aku tahu kamu sedih karena ingin main lebih lama, tapi waktunya sudah habis. Ayo kita cari hal menyenangkan lain.”
Pendekatan ini memvalidasi perasaan anak sekaligus membantu mereka belajar mengelola emosi.
3. Ajak Anak Membangun Rutinitas yang Sehat
Tantrum sering kali terjadi ketika anak kehilangan rutinitas atau struktur. Psikolog menyarankan agar orang tua membangun jadwal harian yang mencakup waktu bermain gadget, belajar, istirahat, dan aktivitas fisik. Rutin semacam ini membantu anak memahami apa yang diharapkan darinya dan menurunkan kemungkinan ledakan emosi.
4. Kenalkan Aktivitas Pengganti yang Menarik
Dorong anak untuk mengalihkan perhatian dari gadget ke aktivitas lain yang menyenangkan, seperti bermain di luar rumah, membaca buku, atau hobi kreatif seperti menggambar atau musik. Aktivitas fisik atau sosial ini tidak hanya mengurangi ketergantungan pada gadget tetapi juga memperbaiki mood dan keterampilan sosial anak.
5. Ajarkan Anak Mengenali dan Mengungkapkan Emosi
Bagian dari tantrum adalah ketidakmampuan anak untuk mengungkapkan perasaan dengan kata-kata. Psikolog menyarankan agar orang tua menjadi model dalam memberi contoh: ajari anak menyebutkan emosi mereka misalnya “Aku marah karena harus berhenti main game”. Mengajarkan kosakata emosi membantu anak mengontrol perasaan tanpa ledakan tantrum.
Peran Orang Tua dalam Mencegah Kecanduan Gadget
Mengatasi tantrum akibat gadget bukan hanya soal saat itu saja, tetapi juga tentang pencegahan yakni membangun kebiasaan sehat sejak dini. Orang tua harus memperhatikan durasi dan kualitas penggunaan gadget, menyesuaikan sesuai usia dan kebutuhan anak. Pedoman ahli menyarankan anak di bawah 2 tahun sebaiknya tidak menggunakan gadget sama sekali, sementara anak usia dini dibatasi maksimal 1 jam per hari.
Selain itu, kehadiran orang tua saat anak menggunakan gadget sangat penting. Hal ini membantu anak merasa didampingi dan menghindari konten yang tidak sesuai atau berlebihan. Edukasi literasi digital juga perlu diberikan agar anak memahami risiko dan manfaat teknologi secara seimbang.
Kapan Harus Mencari Bantuan Profesional?
Jika tantrum terus meningkat, memicu konflik rumah tangga, atau terlihat sangat ekstrem misalnya sampai mengancam keamanan fisik anak psikolog merekomendasikan untuk segera berkonsultasi dengan profesional kesehatan mental. Kecanduan gadget dapat berkembang menjadi masalah yang lebih serius jika dibiarkan lama tanpa intervensi yang tepat.