Pemeriksaan Kesehatan Gratis bagi Siswa Disabilitas di SLB ABD Negeri Kedungkandang

Pemeriksaan Kesehatan Gratis bagi Siswa Disabilitas di SLB ABD Negeri Kedungkandang

CERMAT KITA – Dalam rangka memperingati Hari Disabilitas Internasional yang jatuh pada awal Desember, SLB ABD Negeri Kedungkandang Kota Malang menggelar kegiatan pemeriksaan kesehatan gratis bagi seluruh peserta didik. Kegiatan ini disambut antusias oleh siswa, guru, serta para orang tua karena menjadi bentuk perhatian nyata terhadap kesehatan anak-anak penyandang disabilitas.

Sebanyak 88 siswa dari berbagai jenis kebutuhan khusus mengikuti pemeriksaan yang meliputi cek tekanan darah, pemeriksaan fisik umum, pengecekan kondisi pernapasan, hingga konsultasi kesehatan ringan. Beberapa siswa yang ditemukan memiliki keluhan tertentu mendapatkan obat-obatan dasar serta saran untuk penanganan lebih lanjut ke fasilitas kesehatan.

Fokus pada Kesehatan Anak Disabilitas yang Rentan

Pihak sekolah menjelaskan bahwa pemeriksaan kesehatan rutin menjadi kebutuhan penting bagi siswa disabilitas. Siswa dengan hambatan intelektual, sensorik, maupun fisik sering kali memiliki risiko kesehatan yang lebih tinggi atau membutuhkan pemantauan khusus. Selain itu, sebagian anak belum dapat menyampaikan keluhan secara verbal sehingga deteksi dini menjadi sangat krusial.

Wakil Kepala Sekolah Bidang Kesiswaan, Rusmiati Junianingsih, mengatakan bahwa pihak sekolah ingin memastikan kondisi kesehatan peserta didik selalu dalam keadaan baik agar pembelajaran dapat berlangsung optimal. Kegiatan ini juga menjadi wadah bagi guru untuk mengetahui kondisi kesehatan terbarukan dari masing-masing siswa sehingga penanganan pendidikan bisa lebih personal dan sesuai kebutuhan.

Menurutnya, banyak anak berkebutuhan khusus yang membutuhkan perhatian ekstra pada aspek kesehatan, baik karena sensitivitas tubuh yang tinggi maupun keterbatasan dalam menjaga kebersihan diri. Pemeriksaan seperti ini dapat mengevaluasi kondisi mereka secara menyeluruh, terutama terkait tekanan darah, daya tahan tubuh, dan gejala penyakit ringan yang dapat mengganggu proses belajar.

Kerja Sama dengan Tenaga Kesehatan

Pemeriksaan kesehatan ini terselenggara berkat kolaborasi antara pihak sekolah dengan tenaga medis dari puskesmas serta layanan posyandu disabilitas. Model kolaborasi lintas sektor seperti ini dinilai penting sebagai upaya mendorong pelayanan kesehatan yang inklusif bagi penyandang disabilitas.

Tenaga medis yang hadir memberikan layanan khusus yang disesuaikan dengan karakteristik siswa, seperti pemeriksaan yang lebih lambat, pendekatan yang lebih komunikatif, dan teknik pemeriksaan yang tidak menimbulkan rasa cemas pada siswa autisme atau siswa dengan sensory issue. Pendekatan yang ramah anak dan ramah disabilitas menjadi salah satu kunci keberhasilan kegiatan ini.

Para tenaga kesehatan juga memberikan edukasi singkat kepada guru mengenai langkah-langkah pertolongan pertama sederhana yang bisa dilakukan di sekolah, serta cara mengenali gejala kesehatan yang memerlukan penanganan segera.

Respons Positif dari Siswa dan Orang Tua

Kegiatan ini memberi pengalaman positif bagi siswa. Banyak dari mereka terlihat tenang dan nyaman ketika menjalani pemeriksaan karena didampingi oleh guru serta tenaga medis yang sudah terlatih dalam menghadapi anak disabilitas. Beberapa siswa bahkan menunjukkan rasa penasaran dan antusiasme saat diperiksa, terutama ketika mendengarkan suara alat medis atau melihat proses pengecekan tubuh mereka.

Salah satu siswi mengaku senang karena mendapat obat gratis setelah mengalami batuk selama beberapa hari. Guru pendamping pun menyampaikan bahwa pemeriksaan ini membantu mengidentifikasi keluhan-keluhan kecil yang sebelumnya tidak diketahui karena siswa kesulitan mengungkapkan rasa sakit yang dirasakan.

Orang tua yang menyaksikan kegiatan ini memberikan apresiasi besar. Menurut mereka, fasilitas kesehatan seperti ini tidak selalu mudah diakses karena beberapa anak sulit diajak ke puskesmas atau rumah sakit akibat kondisi sensorik maupun kecemasan. Pemeriksaan yang dilakukan di sekolah menjadi solusi ideal karena anak berada di lingkungan yang sudah dikenalnya.

Dipadukan dengan Pameran Karya Siswa

Selain pemeriksaan kesehatan, acara ini juga dimeriahkan dengan pameran karya seni dan kreativitas siswa. Berbagai hasil kerajinan tangan, gambar, dan karya seni dipamerkan untuk menunjukkan bakat serta perkembangan siswa di bidang non-akademik. Kegiatan ini bukan hanya menampilkan kreativitas, tetapi juga membangun rasa percaya diri siswa disabilitas.

Guru-guru menjelaskan bahwa pameran ini sengaja digelar bersamaan dengan pemeriksaan kesehatan sebagai simbol bahwa pendidikan bagi anak disabilitas tidak hanya berfokus pada kesehatan fisik, tetapi juga mencakup pengembangan kemampuan, kreativitas, dan bakat mereka.

Harapan ke Depan

Pihak sekolah berharap kegiatan pemeriksaan kesehatan gratis ini dapat dilakukan secara berkala, bukan hanya pada momentum tertentu saja. Dengan dukungan dari pemerintah daerah, tenaga kesehatan, serta masyarakat, diharapkan layanan kesehatan yang inklusif bisa terus diperluas dan dinikmati oleh seluruh penyandang disabilitas di Kota Malang.

SLB ABD Negeri Kedungkandang menegaskan pentingnya keberlanjutan kegiatan ini sebagai bentuk komitmen menciptakan lingkungan pendidikan yang aman, sehat, ramah anak, dan ramah disabilitas.