Banjir Sumatra: Kemensos Salurkan Rp66,7 Miliar ke 3 Provinsi Terdampak

Banjir Sumatra Kemensos Salurkan Rp66,7 Miliar ke 3 Provinsi Terdampak

CERMAT KITA – Bencana hidrometeorologi berupa banjir bandang dan tanah longsor yang melanda sejumlah wilayah di Sumatra telah memicu respons cepat dari pemerintah pusat. Kementerian Sosial (Kemensos) Republik Indonesia mengumumkan bahwa mereka telah menyalurkan total bantuan darurat senilai Rp66,7 miliar untuk penanganan bencana di tiga provinsi terdampak parah, yaitu Aceh, Sumatera Utara (Sumut), dan Sumatera Barat (Sumbar).

Upaya percepatan penanganan ini dilakukan menyusul dampak bencana yang menimbulkan ribuan korban jiwa, ratusan ribu pengungsi, serta kerusakan infrastruktur yang masif.

Fokus Utama: Logistik dan Layanan Dasar

Bantuan senilai Rp66,7 miliar tersebut mencakup berbagai jenis dukungan, mulai dari logistik dasar, pendirian dapur umum, hingga pengerahan personel Taruna Siaga Bencana (Tagana). Menurut data terbaru dari Kemensos, fokus utama saat ini adalah memastikan ketersediaan makanan dan tempat berlindung bagi para korban yang mengungsi.

Total penyaluran bantuan di tiga provinsi meliputi:

  1. Pendirian Dapur Umum (DU): Sebanyak 39 unit Dapur Umum telah didirikan dan beroperasi dengan total kapasitas produksi harian mencapai lebih dari 417.000 bungkus makanan. Dapur umum ini menjadi tulang punggung pemenuhan kebutuhan pangan bagi para pengungsi.
  2. Bantuan Beras: Kemensos telah mendistribusikan total 101,4 ton beras reguler untuk mendukung ketahanan pangan di lokasi terdampak.
  3. Pengerahan Personel: Sebanyak 648 personel Tagana telah diterjunkan untuk membantu evakuasi, pendirian posko, distribusi logistik, hingga memberikan layanan dukungan psikososial (LDP) bagi korban, terutama anak-anak dan lansia.
  4. Logistik Darurat: Bantuan logistik lainnya mencakup ribuan paket makanan siap saji, makanan anak, kasur, selimut, tenda keluarga, family kit, serta alat penjernih air.

Rincian Penyaluran Berdasarkan Provinsi

Penanganan bencana di setiap provinsi disesuaikan dengan tingkat keparahan dan kebutuhan di lapangan, mengingat kondisi geografis dan dampak yang berbeda-beda.

1. Provinsi Aceh (Nilai Bantuan: Rp22,65 Miliar)

Aceh mencatat dampak terparah, dengan lebih dari 747.000 jiwa mengungsi.

  • Dapur Umum: 21 unit DU dengan produksi harian 109.178 bungkus.
  • Logistik Kunci: 8.300 makanan siap saji, 4.720 makanan anak, 3.395 kasur, 5.750 selimut, dan 52 ton beras.
  • Personel: 191 Tagana.
  • Catatan Khusus: Penyaluran di beberapa wilayah seperti Aceh Tengah dan Bener Meriah sempat terkendala akses dan baru dapat dijangkau setelah koordinasi intensif.

2. Provinsi Sumatera Utara (Nilai Bantuan: Rp26,73 Miliar)

Sumut menghadapi tantangan signifikan dengan sekitar 34.000 jiwa mengungsi.

  • Dapur Umum: 8 unit DU dengan produksi harian 22.960 bungkus.
  • Logistik Kunci: 33.430 makanan siap saji, 8.160 makanan anak, 1.850 kasur, dan 15 ton beras.
  • Personel: 270 Tagana yang tersebar di 11 kabupaten/kota.

3. Provinsi Sumatera Barat (Nilai Bantuan: Rp17,36 Miliar)

Di Sumbar, jumlah pengungsi mencapai 13.700 jiwa, tersebar di beberapa kabupaten dan kota.

  • Dapur Umum: 10 unit DU dengan kapasitas produksi 285.611 bungkus per hari.
  • Logistik Kunci: 14.758 makanan siap saji, 5.640 makanan anak, 4.135 kasur, 5.680 paket family kit, dan 34,4 ton beras.
  • Personel: 187 Tagana.

Strategi Penanganan dan Komitmen Pemerintah

Menteri Sosial, Saifullah Yusuf (Gus Ipul), dalam keterangannya, menegaskan bahwa Kementerian akan terus memperkuat operasi kedaruratan selama masih ada warga yang belum menerima bantuan dasar.

“Kami terus berkoordinasi dan berkolaborasi dengan semua pihak, termasuk TNI, Polri, pemerintah daerah, dan relawan, untuk memastikan distribusi bantuan menjangkau seluruh wilayah terdampak,” ujar Mensos. “Kami memanfaatkan semua jalur, baik darat, laut, dan udara. Bahkan, perangkat komunikasi Starlink turut digunakan di wilayah yang akses komunikasinya terputus untuk memperlancar koordinasi dan pendataan.”

Data Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) mencatat bahwa bencana ini secara keseluruhan berdampak pada sekitar 52 kabupaten dan kota di tiga provinsi, dengan total sekitar 794.000 jiwa mengungsi dan 105.900 rumah mengalami kerusakan. Tingginya angka korban jiwa dan kerusakan infrastruktur menjadikan operasi penanganan ini sebagai salah satu yang terbesar dalam beberapa waktu terakhir.

Pemerintah berkomitmen untuk tidak hanya fokus pada tahap darurat, tetapi juga mempersiapkan program rehabilitasi dan rekonstruksi pascabencana. Bantuan tunai bagi korban yang mengalami kerusakan rumah juga akan segera diidentifikasi dan diproses untuk membantu masyarakat bangkit dari keterpurukan.