CERMAT KITA – Masalah gigi berlubang masih menjadi salah satu gangguan kesehatan paling umum yang dialami oleh anak-anak di berbagai belahan dunia, termasuk Indonesia. Meskipun sering dianggap sepele oleh sebagian orang tua, gigi berlubang dapat berdampak besar pada kualitas hidup anak mulai dari rasa nyeri hingga gangguan makan, gangguan bicara, hingga infeksi serius jika tidak ditangani dengan tepat. Pakar kesehatan gigi menegaskan peran penting orang tua dalam mencegah sekaligus mengatasi masalah gigi berlubang sejak dini.
Penyebab Gigi Berlubang pada Anak
Sebelum masuk pada tips praktis, penting memahami terlebih dahulu penyebab gigi berlubang pada anak. Proses berlubangnya gigi umumnya diawali dari sisa makanan, terutama gula dan pati, yang tersisa di gigi. Bakteri dalam mulut kemudian menguraikan sisa makanan tersebut menjadi asam yang merusak enamel (lapisan pelindung gigi). Jika dibiarkan, enamel akan terkikis dan menyebabkan lubang pada gigi.
Anak-anak juga cenderung lebih rentan karena kemampuan menyikat gigi sendiri yang belum sempurna, konsumsi makanan manis yang tinggi, serta kebiasaan buruk seperti tidur dengan botol susu yang masih berisi susu atau minuman manis.
- Biasakan Sikat Gigi Setelah Makan dan Sebelum Tidur
Langkah paling dasar dan penting adalah membiasakan anak menyikat gigi secara rutin, terutama setelah makan dan sebelum tidur malam. Menyikat gigi membantu menghilangkan plak dan sisa makanan yang bisa menjadi sumber bakteri penyebab kerusakan gigi. Dokter gigi spesialis anak, drg. Linni Fitria, menekankan bahwa rutinitas ini adalah kunci utama pencegahan gigi berlubang.
Untuk anak yang belum bisa menyikat sendiri dengan baik, orang tua perlu membantu langsung atau mengawasi agar teknik menyikat giginya benar. Selain itu, orang tua juga bisa mengajarkan durasi menyikat setidaknya 2 menit untuk memastikan seluruh permukaan gigi dibersihkan.
- Awasi Konsumsi Makanan Manis Tidak Perlu Dilarang Total
Melarang anak makan makanan manis seperti permen atau cokelat sering kali bukan solusi efektif karena justru dapat membuat anak semakin kepingin. Menurut drg. Linni, solusi yang lebih realistis adalah memberi batasan dan mengawasi kebersihan gigi setelah konsumsi makanan manis.
Jika anak mengonsumsi makanan manis, ajarkan mereka untuk berkumur atau menyikat gigi segera setelahnya, terutama sebelum tidur malam. Hal ini membantu mengurangi paparan gula terhadap enamel gigi, sehingga risiko terjadinya kerusakan bisa ditekan lebih baik.
- Perhatikan Kebersihan Gigi Setelah Minum Susu
Banyak orang tua yang hanya memperhatikan kebersihan gigi setelah anak makan makanan manis, tetapi kurang peduli dengan kebersihan gigi setelah minum susu. Padahal, susu baik itu susu formula maupun ASI juga mengandung gula alami yang bisa berkontribusi terhadap pembentukan plak jika tidak dibersihkan.
Orang tua sebaiknya memastikan bahwa setiap kali anak selesai minum susu, terutama di malam hari atau sebelum tidur, giginya dibersihkan. Ini bisa dilakukan dengan menyikat gigi atau jika gigi masih sedikit, setidaknya berkumur dengan air bersih.
- Gunakan Pasta Gigi Khusus Anak dengan Pengawasan Orang Tua
Tidak semua produk pasta gigi cocok untuk anak, terutama anak di bawah usia enam tahun yang mungkin belum bisa meludah dengan sempurna. drg. Linni merekomendasikan penggunaan pasta gigi anak yang aman jika tertelan dan selalu dengan pengawasan orang tua agar tidak tertelan berlebihan.
Pasta gigi yang mengandung fluoride dalam jumlah yang sesuai usia penting untuk memperkuat enamel gigi. Namun, terlalu banyak fluoride dapat menimbulkan fluorosis (perubahan warna gigi) jika tertelan dalam jumlah besar pada anak kecil. Karena itu, selalu ikuti rekomendasi dokter gigi atau petunjuk pada kemasan untuk usia anak.
- Pertolongan Pertama saat Anak Mengeluh Sakit Gigi
Meski langkah pencegahan sudah dilakukan, terkadang anak tetap mengalami gigi berlubang atau rasa nyeri. Menurut drg. Linni, ketika anak mengeluh sakit gigi, langkah pertama adalah membersihkan area gigi untuk memastikan tidak ada sisa makanan yang menyebabkan iritasi.
Orang tua dapat membiarkan anak berkumur dengan air hangat atau air garam sebagai pertolongan pertama yang bersifat sementara. Namun, tindakan ini bukan solusi jangka panjang kunjungan ke dokter gigi tetap penting untuk pemeriksaan dan perawatan profesional, seperti tambal gigi atau perawatan fluorida bila diperlukan.
Peran Orang Tua dalam Kesehatan Gigi Anak
Peran orang tua jauh lebih besar dari sekedar memberi makanan atau minuman pada anak. Mendampingi mereka dalam menjalankan rutinitas kesehatan gigi sehari-hari dan memberikan edukasi seputar pentingnya menjaga kebersihan mulut merupakan investasi jangka panjang untuk kesehatan mereka. Seringnya, kebiasaan baik yang dibentuk sejak kecil akan dibawa hingga dewasa.
Selain itu, orang tua disarankan untuk membawa anak ke dokter gigi secara rutin setiap 6 bulan sekali atau lebih sering jika diperlukan, untuk pemeriksaan dan pembersihan profesional langkah yang tidak hanya mengatasi tetapi mencegah gigi berlubang lebih lanjut.